INFO TRAINING PRIVAT HUBUNGI: OFFICE (022 - 544 194 01), WHATSAPP (0877 05 660 600)

Sejarah Hipnoterapi dan Ragam Manfaatnya

  • Sejarah Hipnotherapi

    Hipnoterapi sampai saat ini masih terus berkembang yang dimulai sejak abad ke-18, mulai dari konsep hipnosis konvensional yang dikembangkan oleh Dr. James Braid sampai dengan hipnoterapi klinis modern yang dikembangkan oleh Dr. Milton H. Erickson sampai terakhir-akhir yang dikembangkan oleh Dr. Dave Elman, Gill Boyne maupun Yapko.

    Dr. Milton H. Erickson pertama kali memperkenalkan bahwa jiwa manusia sangat unik. Tidaklah mudah meminta orang untuk secara langsung menghilangkan kebiasaan buruk yang ingin dia tinggalkan.

    Seperti kita menyampaikan nasihat kepada seseorang yang mengeluh karena dia mempunyai masalah, “Sekarang kamu dapat menyelesaikannya”, atau seseorang yang mempunyai masalah perilaku lalu kita berikan nasihat, “Sekarang perilaku anda sudah berubah menjadi baik”.

    Belum tentu dia akan merubah perilakunya dengan segera. Mungkin ya, untuk sementara, tetapi biasanya kebiasaan itu akan kembali lagi.

    Apalagi jika kita tidak mengetahui akar permasalahannya mengapa dia berperilaku demikian, tidak mengetahui nilai dasar dan keinginan sebenarnya yang dimiliki orang tersebut.

    Jiwa manusia sangat kompleks, setiap orang mempunyai jiwa dan nilai yang unik. Perilaku atau respons seseorang tidak sama dalam menghadapi peristiwa yang berbeda. Bahkan sangat mungkin sekali untuk peristiwa yang sama, perilaku atau respons seseorang yang sama dapat berbeda.

    Hal inilah yang dikembangkan Erickson menuju metode hipnoterapi yang lebih efektif.

    Berkat jasanya dalam mengembangkan metode-metode dalam melakukan terapi klinis dengan metode Hipnoterapi, maka pada tahun 1950-an Hipnotherapi diakui oleh Assosiasi Medis Amerika (AMA) sebagai metode terapi yang sah.

    Pasca Milton H. Erickson, metode ini berkembang terus sampai dengan metode yang berorientasi kepada pasien. Saat ini, metode ini lebih efektif digunakan apalagi digabungkan dengan pola komunikasi yang telah dikembangkan Erickson.




    Dasar-dasar Hipnosis


    Pikiran bawah sadar manusia menyimpan misteri yang luar biasa. Banyak hal yang menyangkut manusia bersumber dari berbagai data dan nilai yang tersimpan di pikiran bawah sadar.

    Pikiran bawah sadar tidak saja terkait dengan perilaku dan mental, tetapi lebih jauh lagi pikiran bawah sadar dapat merubah metabolisme, mempercepat penyembuhan, atau bahkan memperburuk suatu kondisi penyakit.

    Hipnoterapi adalah suatu metode dimana pasien dibimbing untuk melakukan relaksasi, dimana setelah kondisi relaksasi dalam ini tercapai maka secara alamiah gerbang pikiran bawah sadar seseorang akan terbuka lebar, sehingga yang bersangkutan cenderung lebih mudah untuk menerima sugesti / saran penyembuhan yang diberikan.

    Hipnoterapi dapat diterapkan kepada mereka yang memenuhi persyaratan dasar, yaitu:

    (1). Bersedia dengan sukarela
    (2). Memiliki kemampuan untuk fokus dan imajinasi
    (3). Memahami komunikasi verbal

    Untuk memahami hipnosis atau hipnoterapi secara mudah dan benar, sebelumnya kita harus memahami bahwa aktivitas pikiran manusia secara sederhana dikelompokkan dalam 4 wilayah yang dikenal dengan istilah Brainwave, yaitu: Beta, Alpha, Theta, dan Delta

    Beta adalah kondisi pikiran pada saat seseorang sangat aktif dan waspada. Kondisi ini adalah kondisi umum ketika seseorang tengah beraktivitas normal. Frekuensi pikiran pada kondisi ini sekitar 14 – 24 Cps (diukur dengan perangkat EEG).

    Alpha adalah kondisi ketika seseorang tengah fokus pada suatu hal (belajar, mengerjakan suatu kegiatan teknis, menonton televisi), atau pada saat seseorang dalam kondisi relaksasi. Frekuensi pikiran pada kondisi ini sekitar 7 – 14 Cps.

    Theta adalah kondisi relaksasi yang sangat ekstrim, sehingga seakan-akan yang bersangkutan merasa “tertidur”, kondisi ini seperti halnya pada saat seseorang melakukan meditasi yang sangat dalam. Theta juga gelombang pikiran ketika seseorang tertidur dengan bermimpi, atau kondisi REM (Rapid Eye Movement). Frekuensi pikiran pada kondisi ini sekitar 3.5 – 7 Cps

    Delta adalah kondisi tidur normal (tanpa mimpi). Frekuensi pikiran pada kondisi ini sekitar 0.5 – 3.5 Cps

    Kondisi terhipnosis sangat mirip dengan kondisi gelombang pikiran Alpha dan Theta.

    Kondisi Beta, Alpha, dan Theta, merupakan kondisi umum yang berlangsung secara bergantian dalam diri kita. Suatu saat kita di kondisi Beta, kemudian sekian detik kita berpindah ke Alpha, sekian detik berpindah ke Theta, dan kembali lagi ke Beta, dan seterusnya.

    Pada saat setiap orang menuju proses tidur alami, maka yang terjadi adalah gelombang pikiran ini secara perlahan-lahan akan menurun mulai dari Beta, Alpha, Theta, kemudian Delta dimana kita benar-benar mulai tertidur.

    Perpindahan wilayah ini tidak berlangsung dengan cepat, sehingga sebetulnya walaupun seakan-akan seseorang sudah tampak tertidur, mungkin saja ia masih berada di wilayah Theta.

    Pada wilayah Theta seseorang akan merasa tertidur, suara-suara luar tidak dapat didengarkan dengan baik, tetapi justru suara-suara ini didengar dengan sangat baik oleh pikiran bawah sadarnya, dan cenderung menjadi nilai yang permanen, karena tidak disadari oleh “pikiran sadar” yang bersangkutan.


    Penggunaan Hipnosis dalam Bidang Kedokteran

    Seorang yang sakit secara medis, mau sembuh atau tidak mau mengikuti saran dokternya atau tidak, tergantung pada pasien sendiri. Sehebat apapun dokternya, apabila pasien tidak menuruti apa kata dokternya, tentunya sulit untuk sembuh.

    Dalam kasus-kasus tertentu yang bersifat medis non psikis, hipnotherapi bukan suatu bentuk alternatif dari pengobatan, tetapi menjadi pelengkap terhadap proses penyembuhannya

    Sehingga jika secara medis masalah tersebut masih memerlukan pengobatan secara medis maka masih tetap dibutuhkan seorang dokter untuk memberikan obatnya. Seorang hypnotherapist membantu dalam masalah mentalnya.

    Metode hipnotherapi modern dengan orientasi kepada pasien lebih banyak berperan untuk ‘membuka’ kesadaran pasien untuk mengetahui masalah utamanya dan membantu pasien untuk menyembuhkan atau menyelesaikan masalahnya oleh dia sendiri.

    Pasien menjadi lebih merasa nyaman dengan kondisinya dan dapat menerima kondisinya, sehingga tidak mengganggu aktifitasnya atau kegiatannya sehari-hari.

    Medical hypnosis
    atau hipnosis kedokteran kini terbagi atas hipnopromosi (meningkatkan kesehatan dengan hipnosis bagi orang sehat), hipnoprevensi (mencegah gangguan kesehatan dengan hipnosis bagi orang sehat), hypnotherapy (penyehatan dengan hipnosis bagi orang sakit), serta masih ada hipnosis untuk rehabilitasi bagi orang cacat.

    Hipnosis juga digunakan di bidang kebidanan (hypnobirthing) dan kedokteran gigi (hypnodontics).

    Hipnoterapi merupakan salah satu bentuk psikoterapi dalam dunia psikiatri.

    Namun demikian, hipnoterapi juga bisa digunakan pada pasien nonpsikiatrik. Pengobatan model ini bisa digabungkan dengan jenis pengobatan lainnya. Banyak dokter terutama ahli bedah dan anestesi yang terlatih dalam masalah Hipnoterapi. Demikian pula dokter gigi serta para perawat. Sayangnya, hingga kini masih banyak orang yang enggan menjalani hipnoterapi.


    Klien sebagai Subjek

    Orang yang terhipnosis, sebenarnya tidak dalam keadaan tidur sesungguhnya. Walaupun menggunakan perintah berupa kata ‘tidur’, kata itu tidak membuat pasien tidur sesungguhnya.

    Pasien tetap dalam keadaan awake, serta mampu mengobservasi perilakunya selama dalam keadaan hipnosis. Ia menyadari segala sesuatu yang diperintahkan serta dapat menolak sesuatu yang bertentangan dengan keinginan atau norma-norma umum.

    Selain itu, sebelum proses ini dilakukan, telah ada kesepakatan antara pasien dengan penghipnosis untuk melakukan hipnotherapi.

    Melakukan hipnotherapi terhadap pasien sama halnya dengan melakukan terapi lainnya. Pasien harus tahu persis mengapa diperlukan bantuan hipnosis dalam terapinya, serta keunggulan apa yang didapatkan dibandingkan model terapi lainnya.

    Proses Hipnoterapi juga harus dilakukan dengan jelas, terbuka, dan tanpa paksaan.

    Sebelum melakukan hipnosis, pasien harus terlebih dahulu menjalani pemeriksaan fisik, dan bila perlu disusul dengan menjalani pemeriksaan laboratorium (darah, urine, dll).

    Hipnoterapis sebagai fasilitator dan pasien sebagai subjek perlu menjalani kerjasama yang baik sebelum proses hipnosis dimulai. Pemahaman pasien akan maksud dan tujuan Hipnotherapi merupakan kunci efektifitas terapi.

    Karena itu diperlukan informasi yang jelas dan pemahaman yang sama. Hal ini bertujuan agar persepsi yang terbentuk dalam tingkat sadar sejalan dengan persepsi bawah sadar.


    Relaksasi Mendalam sebagai Teknik Hipnosis Modern

    Hipnosis di masa lalu identik dengan kondisi tidur, terbaring, atau tidak bergerak. Pada masa kini, hipnosis lebih ditekankan pada kondisi relaksasi yang dalam, baik secara fisik maupun mental.

    Dalam kondisi hipnosis, lanjutnya, sugesti positif yang ditanamkan disusun dalam kalimat yang sederhana. Karena pada kondisi ini kemampuan seseorang untuk merangkum kalimat demi kalimat mengalami penurunan.


    Kasus yang Dapat Ditangani dengan Hipnotherapi

    Kasus seperti apa saja yang bisa mendapatkan hipnoterapi? Pasien dengan kasus kecemasan dan fobia adalah yang paling sering mendapatkan hipnoterapi. Bagi pasien yang mengalami gangguan kecemasan sehingga cemas pula untuk menelan obat, hipnoterapi adalah tindakan yang utama.

    Gangguan kesehatan bioplasmik (aura dan chakra), sudah tentu harus diatasi dengan hipnoterapi. Ini karena obat-obatan kimia tidak mampu mencapai bioplasmik tersebut.

    Gangguan kesehatan bioplasmik dapat dilihat dari menurunnya ketahanan mental maupun fisik, serta berbagai bentuk alergi.

    Hipnoterapi juga dilakukan untuk pasien dengan gangguan psikosomatik. Sedangkan untuk gangguan fisik murni (somatik), hipnoterapi berperan sebagai penunjang.

    Kasus kebutaan histerik, yakni kebutaan yang timbul setelah mengalami trauma psikis, juga dapat diobati dengan hipnoterapi.

    Seperti halnya jenis terapi lainnya, harus ada indikasi (alasan) untuk menggunakan hipnoterapi. Selain itu, terapi jenis ini digunakan bila manfaatnya lebih besar dari pada kerugian yang mungkin timbul.

    Lebih lanjut, hipnoterapi mempunyai manfaat sebagai berikut: Pada anak-anak, hypnotherapy dapat menghilangkan kebiasaan buruk seperti gigit kuku, menghisap jari, gagap, ngompol, alergi/kulit merah-merah. Hipnoterapi juga diterapkan pada pasien autisme.

    Pada pasien dewasa, hipnoterapi dapat menghilangkan kebiasaan buruk seperti masturbasi, merokok, judi, insomnia, penyakit kulit, kleptomania, phobia, trauma psikologis (kekerasan, perkosaan), serta dapat mempercepat penyembuhan ketergantungan narkoba.

    Disamping itu juga dapat membantu mengatasi luka bakar, melenyapkan timbulnya kutil, serta mampu menyembuhkan penyakit seperti asma, sinusitis, arthritis, mabuk laut, gangguan menstruasi, tekanan darah tinggi, stroke, impotensi, mengatasi rasa sakit (kasus kanker, persalinan, dan cabut gigi).

    Hipnosis juga digunakan untuk mengatasi kecemasan bawah sadar sehingga pasien mampu untuk menghadapi realitas, seperti pada kasus phobia, cemas, gangguan psikomatik, ataupun kebiasaan buruk (bad habits).

    Di bidang psikologi belajar, hipnosis dapat diarahkan untuk meningkatkan konsentrasi, daya ingat, kreatifitas, ataupun kesiapan menghadapi ujian. Sementara di bidang industri, hipnosis bermanfaat untuk meningkatkan mutu SDM sehingga diharapkan mampu menghadapi situasi kompetitif dan efektif dalam menjalani tugas.

    Sharing is Caring, Please Share:


  • 100%